Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Mulai Menulis (Lagi)

Hi, teman-teman semua, Sudah lama sekali tidak menulis blog. Jurnal ini sebenarnya sudah lama draft nya aku buat tapi mandeg terus dan ga selesai-selesai, pada akhirnya tersalip jurnal lain yang sudah publish duluan. Cerita yang ingin aku tuangkan disni sama seperti judulnya, bagaimana aku mulai menulis kembali.  Sebenarnya menulis adalah salah satu kegiatan yang aku sukai dari kecil, dari SD saat pertama kali mengenal film yaitu AADC "Ada Apa Dengan Cinta". Dari situ interest banget sama tokoh Cinta yang ambisius dan berjiwa seni. Keren aja dulu melihat seorang cewe masih sekolah tapi berani bicara, lugas dan pinter. Nah dari situ mulai lah gambar komik, nulis cerpen, dan bikin buku per "gank" an ala anak SD. Dan gak disangka-sangka temen-temen yang ada di circle ku itu sikap dan sifatnya juga agak agak mirip dengan geng Cinta. Bedanya kalo geng Cinta anggotanya ada 5 orang, kalo geng ku anggotanya cuma 3 orang (maklum aku dulu temennya sedikit :(  ). Okay ...

Review Product - Beauty 1001 (002) Selsun Gold Dandruff Shampoo Ketombe Dengan Conditioner

Halo teman-teman semua, Kembali aku mau menulis jurnal tentang apa saja yang aku alami dan rasakan. Kali ini aku mau coba berbagi pengalaman soal produk perawatan rambut. Bagi wanita rambut merupakan mahkota, baik yang pakai hijab maupun tidak. Rambut buatku sangat krusial ya perannya karena kalau kondisi rambut sedang tidak baik ( bad hair day ) akan mempengaruhi mood ku seharian. Untuk mendapatkan rambut yang sesuai harapanku, aku selalu pakai hair care yang sesuai dengan kondisi rambutku. Tapi, dulu aku orangnya slebor banget alias gak peduli sama perawatan diri jadi ga aneh-aneh asal wangi dan nggak sulit dicari di mini market deket rumah.  Untuk shampo aku sih gak terlalu pilih-pilih merk ya, asal wangi aja dan gak mikirin kandungan apa yang ada di dalamnya. Pakai conditioner juga jarang-jarang karena malas apalagi kalo keramas malam hari    (karena pulang ngantor biasanya selepas maghrib)  udah bawaannya pengen buru-buru kelar aja.  Kebetulan ...

Review Product - Beauty 1001 (001) Wardah White Secret Exfloating Scrub dan Wardah Lightening Face Mask

Review Product 1001 (001) Wardah White Secret Exfloating Scrub dan Wardah Lightening Face Mask Wardah White Secret Exfloating Scrub Wardah Lightening Face Mask Hi, teman-teman semua. Senang sekali malam minggu ini aku bisa kembali menulis jurnal kecantikan di blog pribadiku.  Paling seru di akhir minggu seperti ini bisa menikmati waktu dengan kegiatan-kegiatan menyenangkan. Eits, tapi bagi beauties yang ngga bisa kemana mana alias "ngerem" aja di rumah, aku saranin kalian semua untuk membuat weekend kalian menjadi seru like   what the way you are. Sama seperti kalian yang sedang tidak punya kegiatan apapun di sabtu minggu ini, aku alokasikan waktu liburku untuk " me time ". Dirasa perlu ya untuk kita-kita yang punya kegiatan sebareg dari senin sampai jumat, mulai pukul 07.00 sampai 22.00 non stop dalam berkegiatan di luar rumah untuk memberikan reward kepada tubuh untuk luangin waktu buat nyenengin diri. Biasanya aku cukup di rumah saja, b...

Berteman Perlu "Ongkos"

Bukti mempunyai banyak jejaring pertemanan saat ini adalah seberapa banyak pengikut ( follower) di media sosial. Follower  kini menjadi takaran seberapa banyak dan luas pergaulan seseorang. Tak jarang kalau seseorang dengan pengikut ribuan bahkan ratusan ribu di media sosial dianggap tenar atau istilah kerennya sekarang selebgram. Apalagi jika post foto atau video dibanjiri like dan komen pujian, kayaknya bakal tambah rajin posting konten ya ! terlepas dari apapun tujuan dan maksud posting suatu konten di media sosial pribadi (bukan bisnis).  Okay, kembali ke topik awal yang akan aku bahas terkait judul tulisanku kali ini "Berteman Perlu Ongkos". Tulisan ini aku buat atas dasar riset pribadi dan keresahan yang terjadi di circle ku akhir-akhir ini.  Kalian pernah nggak merasa sedang menjalani hubungan pertemanan yang tidak sehat? maksudnya adalah ketika menjalin hubungan karena keterpaksaan dan ikut-ikutan saja karena tidak enak jika berbeda pendapat diantara ...

Menikah Bukanlah Sebuah Garis Finish

Halo semuanya! Belakangan menikah bukan lagi menjadi salah satu tahapan hidup yang harus dialami seseorang pada masa tertentu atau tidak dialami sama sekali bagi sebagian penganut ,melainkan sudah bergeser maknanya bahwa menikah menjadi sebuah tekanan lingkungan sosial jika seseorang telah menginjak usia tertentu. Kali ini aku ingin membahas sedikit tentang perasaan ditekan untuk menikah karena lingkungan sosial. Ada teman-teman yang mengalami juga? Aku pernah dalam posisi ini dan malahan sedang merasakan intens diposisi ini. Saat usia ku 20an sampe 26an aku melihat teman-teman perempuanku sudah pada menikah, punya anak bahkan dari lulus SMA sudah ada loh yang langsung memutuskan untuk menikah dan menjadi ibu rumah tangga. Ketika teman-temanku ada pada masa-masa itu, sementara aku? Merasa biasa-biasa saja sih, gak 'gitu-gitu' banget juga (maksudnya :kepengen kawin juga). Karena ketika masa-masa usiaku 20's, yang aku kerjakan ya kerja, kuliah, main dan pacaran....

always on,Beda itu biasa

Re upload dari facebook 8 Agustus 2012 Katanya 'Bebas' itu nyata Tp hrs tau batasannya sampai mana 'Bebas' itu nyata,tp jgn sampai klayaban d atas jam 10 malem,yg penting bs jaga diri~_^ 'Bebas' itu pilihan,mau pakai busana yg mana aja boleh asal sopan 'Bebas' itu terserah, mau milih karier apa pendidikan,yg penting punya masa depan 'Bebas' itu Boleh milih yg mana aja,yg penting kamu suka** Tapi... 'Bebas' itu omong kosong, Katanya sepenuhnya urusan jodoh ada d tangan kita,tp ya embel2ny hrs satu suku&satu iman, 'Bebas' itu benar2 omong kosong,katanya berbeda beda tp tetap satu jua,tp beda2 ujungny sakit(nggak nyambung)*biarin 'Bebas' itu ternyata cuma opini&asumsi,,bkn realisasi

Makna 'cangkang' tnp 'isi'

Re upload dari Facebook 8 September 2011 Mengapa hari2 ini,standar nilai yg saya anut menjd begitu dangkal? Mudah terkesima dg hal2 yg tdk terkait dgn substansi,esensi. Saya seperti melupakan filosofi d balik semua peristiwa, objek dan realitas. Mudah kagum,senang dan takjub pd yg kasat mata. Semuany berhenti pd kepuasan penginderaan&malas mengolahny lg dlm hingga menyentuh dasar yg kontemplatif. Saya menikam rasionalitas&intelektualitas dr belakang. Indera penglihatan,pendengaran,perasa,pengecap,pembau, bukanlah pintu yg d balikny terhampar singgasana pemaknaan. Ia seharusnya merupakan gerbang dr proses pengartian yg pd ujungny baru trdpt pintu keramat. Namun, hari2 ini saya rasa keadaanny berbeda. Instan,dadakan. Kemalasan pemaknaan yg kronis membuat saya menjd dangkal&kronis Tulisan ini hny saya buat utk pengingat pribadi spy lebih tekun lg. Saya mdh berkomentar ats sesuatu hal tnp proses yg cukup utk memutuskan apakah komentar itu sdh tepat. Yg b...